Kamis, 14 Oktober 2010

Tafsir P.B.


I Korintus 13: 1 – 13
“IMAN, PENGHARAPAN DAN KASIH ”
 ( I Korintus 13: 13)
Studi kata:
-    Iman
-    Pengharapan
-    Kasih

1.      Iman
Kata iman dalam kitab Korintus ini nampaknya berkaitan dengan Ibrani 11: 1, bahwa “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”. Dengan demikian dapat dipahami bahwa iman  merupakan kepercayaan terutama kepada Allah. Iman juga menunjukka pada suatu hakekat dari suatu komitmen. Dalam Perjanjian Lama (PL) Iman ini  menunjuk pada suatu perjanjian yang telah ditawarkan Allah kepada umat Israel di Sinai (Keluaran 20 : 1 – 26). Iman menuntut pada kesetiaan, ketaatan ( Yesaya 24: 15). Iman dihubungkan juga dengan individu, juga dihubungkan dengan kehidupan dari sebuah bangsa sebagaimana dengan janji Allah kepada Abraham ( Kejadian 15: 6). Iman yang dimaksud dalam korintus ini menunjuk kepada pemahaman bahwa objek iman itu adalah hanya kepada Allah yang telah menyatakan diri-Nya dalam diri Yesus Kristus. Bila di sebutkan dirinya seorang beriman maka mereka haruslah percaya kepada Allah ( 1 Tesalonik 1: 9). Menurut Kitab Jakobus, Iman dan perbuatan tidak boleh timpang dalam kehidupan orang percaya. Iman dan perbuatan haruslah seiring dengan praktek kehidupannya ( Jakobus 2: 17). Yesus mengajarkan bahwa berbahagialah orang yang percaya ( beriman) walalupun ia tidak melihatnya ( Yohanes 20: 29).

2.      Pengharapan
Pengharapan kata dasarnya adalah “harap”. Dalam Perjanjian Baru (PB) pengharapan ini dilukiskan kepada suatu kerinduan akan suatu keadaan yang lebih baik, yang menyebabkan orang selalu menanti – nantikannya. Pengharapan ini berkaitan dengan pengharapan akan kerajaan Mesias Allah. Pengharapan ini selalu ditujukan pada suatu waktu akhir, dimana segala kesusahan akan  dihapuskan dan dilenyapkan oleh Allah (Parusia). Demikian juga pangharapan akan kedatangan Yesus Kristus untuk kedua kalinya (ekshatologi). Dengan demikian paulus juga menekankan bahwa Allah adalah pusat pengharapan setiap orang percaya yang dapat memenuhi segala kerinduan dalam iman setiap orang percaya, oleh sebab kuat kuasa Roh kudus (Roma 15: 13). Paulus juga menekankan agar bersukacita dalam pengharapan (Roma 12: 12), sebab pengharapan juga sebagai alat keselamatan atau ketopang keselamatan (Epesus 6: 17).

3.      Kasih
Dalam dunia Yunani pada saat itu di Korintus mengenal kasih eros, philia dan stroge. Dimana bentuk kasih ini dipahami dalam bentuk ikatan dalam kehidupan antar sesame. Namun kasih yang dimaksudkan oleh Paulus di sini bukanlah kasih yang dikenal selama ini. Kasih itu lebih besar dan bermakna. Kasih itu adalah kasih Agape yaitu kasih yang bersumber dari Allah. Kasih Allah yang diwujud nyatakan dalam pengorbanan demi keselamatan dunia ini(Yohanes 3: 16). Hanya Allah yang mampu mewujudkannya, sebab kasih yang sejati itu adalah Allah sendiri (1 Yohanes 4: 8). Oleh sebab itu dalam praktek kehidupan setiap orang percaya haruslah mewujudkan kasih kepada Allah dengan mengasihi sesamanya, dalam 1 Yohanes 4: 20 dikatakan: “ Jika  seseorang berkata: “ aku mengasihi Allah dan ia membenci saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya”.  Paulus juga menjelaskan bahwa Kasih-lah yang terbesar karena kasih itu menyangkut iman dan pengharapan dari setiap orang beriman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar